Jumat, 19 Oktober 2012
Sabtu, 13 Oktober 2012
Foto-foto kegiatan Liga OSIS
Assalamu'alaikum wr. wb.
Pada kesempatan kali ini saya akan menunjukan beberapa foto kami sewaktu mengikuti kegiatan Liga OSIS.
Itulah sedikit foto dari kegiatan Liga OSIS SMA N 1 BANJARNEGARA.
Wasalamu'alaikum wr. wb.
»» READMORE...
Pada kesempatan kali ini saya akan menunjukan beberapa foto kami sewaktu mengikuti kegiatan Liga OSIS.
Itulah sedikit foto dari kegiatan Liga OSIS SMA N 1 BANJARNEGARA.
Wasalamu'alaikum wr. wb.
Babak 16 besar(bagian kanan)
Assalamu'alaikum wr. wb.
Ini adalah setengah bagan 16 besar(bagian kanan) Liga OSIS SMA N 1 BANJARNEGARA.Yang di tulis merah itu kelas kami,sudah tau kan ^o^.Walaupun kita hanya mampu masuk 8 besar,mungkin sekarang bukan bagian kami untuk menang namun lain kali pasti kita akan menang ^o^ #cemungut ea.
•XII IPA 6
•XII IPS 1 •XII IPS 1
•XII IPS1
•XII IPS 2 •XI IPA 2
•XII IPS 1
•Final
•XII IPA 2 •X-9
•XII IPA 2
•XII IPA 7
•XII IPA 7 •XI IPS 1
•XII IPA 7
Itulah bagan Liga OSIS SMA N 1 BANJAREGARA yang bagian kanan ^^.
Wasalamu'alaikum wr. wb.
Wasalamu'alaikum wr. wb.
Kualifikasi Fase Grup
Assalamu'alaikum wr. wb.
»» READMORE...
Setelah lama tidak posting di blog ini akhirnya posting juga ^^.
Ini babak kualifikasi Liga OSIS SMA N 1 BANJARNEGARA
GRUP A
- XI IPS 1 dengan point 6
- XI IPS 1 dengan point 6
- XII IPA 6 dengan point 3
- X-4 dengan point 0
GRUP B
- XII IPS 1 dengan point 6
- XII IPS 1 dengan point 6
- XII IPA 5 dengan point 3
- X-2 dengan point 0
GRUP C
- XII IPA 4 dengan point 6
- XI IPA 2 dengan point 3
- X-2 dengan point 0
GRUP D
- XII IPS 2 dengan point 6
- XI IPA 4 dengan point 3
- X-1 dengan point 0
GRUP E
- XII IPA 3 dengan point 6
- X-9 dengan point 3
- XI IPA 1 dengan point 1
GRUP F
- XII IPA 2 dengan point 9
- XI IPA 7 dengan point 6
- X-6 dengan point 3
- X-7 dengan point 0
GRUP G
- XII IPA 1 dengan point 9
- XI IPS 2 dengan point 6
- X-8 dengan point 3
- XI IPA 6 dengan point 0
GRUP H
- XII IPA 7 dengan point 9
- XII IPA 7 dengan point 9
- X-5 dengan point 4
- XI IPA 3 dengan point 2
- XI IPA 5 dengan point 1
Itulah babak kualifikasi grup,dah yang dapat melanjutkan ke babak selanjutnya adalah yang menduduki posisi pertama dan kedua tiap grup.Alhamdulillah XII IPA 2 dapat lolos ke babak selanjutnya ^^.Kali ini posting gitu aja ^o^.
Wasalamu'alaikum wr. wb.
Jumat, 14 September 2012
Planing Nation Flag
Assalamu'alaikum wr. wb.
Pada kesempatan ini saya akan menunjukan planing Nation Flag IPA 2 ^^.
Planing nation flag LIGOS(Liga OSIS) XII IPA 2
Wa'alaikum salam wr. wb.
»» READMORE...
Pada kesempatan ini saya akan menunjukan planing Nation Flag IPA 2 ^^.
Planing nation flag LIGOS(Liga OSIS) XII IPA 2
Wa'alaikum salam wr. wb.
Kamis, 13 September 2012
Rabu, 12 September 2012
Cowo GALAU XII IPA 2
»» READMORE...
Jumat, 07 September 2012
Makanan Haram
Assalamu'alaikum wr. wb.
Persoalan halal dan haram bagi kaum muslim menjadi salah
satu isu yang penting di seluruh dunia. Tetapi, menurutku terkadang ada
pengertian yang sedikit keliru mengenai hal ini.
Seringkali kita melakukan simplifikasi bahwa halal dan haram
adalah bergantung pada jenis makanan atau minumannya, padahal tidak. Selain
pada jenis makanannya tetapi juga a matter of food chain processing.
Beras, ayam, dan sapi bisa menjadi haram ketika beras itu
dikasih klorin, ayam dan sapi diberi formalin. Nah, di Indonesia sendiri, jauh
lebih banyak makanan yang sesungguhnya halal (dari sisi jenis) akan tetapi
karena kandungan isinya menjadi haram.
Begitu juga dengan minuman, dari sisi jenis memang ada
beberapa minuman yang dikategorikan haram, akan tetapi jauh lebih banyak
minuman yang beredar yang sesungguhnya halal (dari sisi jenis) akan tetapi
(sekali lagi) karena kandungannya menjadi haram
Mengenal Makanan Haram
Islam memerintahkan kepada pemeluknya untuk memilih makanan
yang halal serta menjauhi makanan haram. Rasulullah bersabda: “Dari Abu
Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda: ” Sesungguhnya Allah baik tidak
menerima kecuali hal-hal yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada
orang-orang mu’min sebagaimana yang diperintahkan kepada para rasul, Allah
berfirman: “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan
kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”
Dan firmanNya yang lain: “Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” Kemudian
beliau mencontohkan seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh,
rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit: Yaa
Rabbi ! Yaa Rabbi ! Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan pakaiannya
yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum dari minuman yang haram,
dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana mungkin akan diterima
do’anya”. (HR Muslim no. 1015).
Jenis Makanan HARAM
1. BANGKAI
Yaitu hewan yang mati bukan karena disembelih atau diburu.
Hukumnya jelas haram dan bahaya yang ditimbulkannya bagi agama dan badan
manusia sangat nyata, sebab pada bangkai terdapat darah yang mengendap sehingga
sangat berbahaya bagi kesehatan. Bangkai ada beberapa macam sbb :
a. Al-Munkhaniqoh yaitu hewan yang mati karena tercekik baik
secara sengaja atau tidak.
b. Al-Mauqudhah yaitu hewan yang mati karena dipukul dengan
alat/benda keras hingga mati olehnya atau disetrum dengan alat listrik.
c. Al-Mutaraddiyah yaitu hewan yang mati karena jatuh dari
tempat tinggi atau jatuh ke dalam sumur sehingga mati.
d. An-Nathihah yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh
hewan lainnya (lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim 3/22 oleh Imam Ibnu Katsir).
Sekalipun bangkai haram hukumnya tetapi ada yang
dikecualikan yaitu bangkai ikan dan belalang berdasarkan hadits:
“Dari Ibnu Umar berkata: ” Dihalalkan untuk dua bangkai dan
dua darah. Adapun dua bangkai yaitu ikan dan belalang, sedang dua darah yaitu
hati dan limpa.” (Shahih. Lihat Takhrijnya dalam Al-Furqan hal 27 edisi
4/Th.11)
Rasululah juga pernah ditanya tentang air laut, maka beliau
bersabda:
“Laut itu suci airnya dan halal bangkainya.”: (Shahih. Lihat
Takhrijnya dalam Al-Furqan 26 edisi 3/Th 11) Syaikh Muhammad Nasiruddin
Al–Albani berkata dalam Silsilah As-Shahihah (no.480): “Dalam hadits ini
terdapat faedah penting yaitu halalnya setiap bangkai hewan laut sekalipun
terapung di atas air (laut)? Beliau menjawab: “Sesungguhnya yang terapung itu
termasuk bangkainya sedangkan Rasulullah bersabda: “Laut itu suci airnya dan
halal bangkainya” (HR. Daraqutni: 538).
Adapun hadits tentang larangan memakan sesuatu yang terapung
di atas laut tidaklah shahih. (Lihat pula Al-Muhalla (6/60-65) oleh Ibnu Hazm
dan Syarh Shahih Muslim (13/76) oleh An-Nawawi).
2. DARAH
Yaitu darah yang mengalir sebagaimana dijelaskan dalam ayat
lainnya:
“Atau darah yang mengalir” (QS. Al-An’Am: 145) Demikianlah
dikatakan oleh Ibnu Abbas dan Sa’id bin Jubair. Diceritakan bahwa orang-orang
jahiliyyah dahulu apabila seorang diantara mereka merasa lapar, maka dia
mengambil sebilah alat tajam yang terbuat dari tulang atau sejenisnya, lalu
digunakan untuk memotong unta atau hewan yang kemudian darah yang keluar
dikumpulkan dan dibuat makanan/minuman. Oleh karena itulah, Allah mengharamkan
darah pada umat ini. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 3/23-24).
Sekalipun darah adalah haram, tetapi ada pengecualian yaitu
hati dan limpa berdasarkan hadits Ibnu Umar di atas tadi. Demikian pula
sisa-sisa darah yang menempel pada daging atau leher setelah
disembelih.Semuanya itu hukumnya halal.
Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Pendapat yang
benar, bahwa darah yang diharamkan oleh Allah adalah darah yang mengalir.
Adapun sisa darah yang menempel pada daging, maka tidak ada satupun dari
kalangan ulama’ yang mengharamkannya”. (Dinukil dari Al-Mulakhas Al-Fiqhi 2/461
oleh Syaikh Dr. Shahih Al-Fauzan).
3. DAGING BABI
Babi baik peliharaan maupun liar, jantan maupun betina. Dan
mencakup seluruh anggota tubuh babi sekalipun minyaknya. Tentang keharamannya,
telah ditandaskan dalam al-Qur’an, hadits dan ijma’ ulama.
4. SEMBELIHAN UNTUK SELAIN ALLAH
Yakni setiap hewan yang disembelih dengan selain nama Allah
hukumnya haram, karena Allah mewajibkan agar setiap makhlukNya disembelih
dengan nama-Nya yang mulia. Oleh karenanya, apabila seorang tidak mengindahkan
hal itu bahkan menyebut nama selain Allah baik patung, taghut, berhala dan lain
sebagainya , maka hukum sembelihan tersebut adalah haram dengan kesepakatan
ulama.
5. HEWAN YANG DITERKAM BINATANG BUAS
Yakni hewan yang diterkam oleh harimau, serigala atau anjing
lalu dimakan sebagiannya kemudia mati karenanya, maka hukumnya adalah haram
sekalipun darahnya mengalir dan bagian lehernya yang kena. Semua itu hukumnya
haram dengan kesepakatan ulama. Orang-orang jahiliyah dulu biasa memakan hewan
yang diterkam oleh binatang buas baik kambing, unta,sapi dsb, maka Allah
mengharamkan hal itu bagi kaum mukminin.
Adapun hewan yang diterkam binatang buasa apabila dijumpai
masih hidup (bernyawa) seperti kalau tangan dan kakinya masih bergerak atau
masih bernafas kemudian disembelih secara syar’i, maka hewan tersebut adalah
halal karena telah disembelih secara halal.
6. BINATANG BUAS BERTARING
Hal ini berdasarkan hadits : “Dari Abu Hurairah dari Nabi
saw bersabda: “Setiap binatang buas yang bertaring adalah haram dimakan” (HR.
Muslim no. 1933)
Perlu diketahui bahwa hadits ini mutawatir sebagaimana
ditegaskan Imam Ibnu Abdil Barr dalam At-Tamhid (1/125) dan Ibnu Qoyyim
Al-Jauziyah dalam I’lamul Muwaqqi’in (2/118-119) Maksudnya “dziinaab” yakni
binatang yang memiliki taring atau kuku tajam untuk melawan manusia seperti
serigala, singa,anjing, macan tutul, harimau,beruang,kera dan sejenisnya. Semua
itu haram dimakan”. (Lihat Syarh Sunnah (11/234) oleh Imam Al-Baghawi).
Hadits ini secara jelas menunjukkan haramnya memakan
binatang buas yang bertaring bukan hanya makruh saja. Pendapat yang menyatakan
makruh saja adalah pendapat yang salah. (lihat At-Tamhid (1/111) oleh Ibnu
Abdil Barr, I’lamul Muwaqqi’in (4-356) oleh Ibnu Qayyim dan As-Shahihah no. 476
oleh Al-Albani.
Imam Ibnu Abdil Barr juga mengatakan dalam At-Tamhid
(1/127): “Saya tidak mengetahui persilanganpendapat di kalangan ulama kaum
muslimin bahwa kera tidak boleh dimakan dan tidak boleh dijual karena tidak ada
manfaatnya. Dan kami tidak mengetahui seorang ulama’pun yang membolehkan untuk
memakannya. Demikianpula anjing,gajah dan seluruh binatang buas yang bertaring.
Semuanya sama saja bagiku (keharamannya). Dan hujjah adalah sabda Nabi saw
bukan pendapat orang….”.
Para ulama berselisih pendapat tentang musang. Apakah
termasuk binatang buas yang haram ataukah tidak ? Pendapat yang rajih bahwa
musang adalah halal sebagaimana pendapat Imam Ahmad dan Syafi’i berdasarkan
hadits :
“Dari Ibnu Abi Ammar berkata: Aku pernah bertanya kepada
Jabir tentang musang, apakah ia termasuk hewan buruan ? Jawabnya: “Ya”. Lalu
aku bertanya: apakah boleh dimakan ? Beliau menjawab: Ya. Aku bertanya lagi:
Apakah engkau mendengarnya dari Rasulullah ? Jawabnya: Ya. (Shahih. HR. Abu
Daud (3801), Tirmidzi (851), Nasa’i (5/191) dan dishahihkan Bukhari, Tirmidzi,
Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al- Baihaqi, Ibnu Qoyyim serta Ibnu
Hajar dalam At-Talkhis Habir (1/1507).
Lantas apakah hadits Jabir ini bertentangan dengan hadits
larangan di atas? ! Imam Ibnu Qoyyim menjelaskan dalam I’lamul Muwaqqi’in
(2/120) bahwa tidak ada kontradiksi antara dua hadits di atas. Sebab musang
tidaklah termasuk kategori binatang buas, baik ditinjau dari segi bahasa maupun
segi urf (kebiasaan) manusia. Penjelasan ini disetujui oleh Al-Allamah
Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi (5/411) dan Syaikh Muhammad Nasiruddin
Al-Albani dalam At-Ta’liqat Ar-Radhiyyah (3-28)
7. BURUNG YANG BERKUKU TAJAM
Hal ini berdasarkan hadits : Dari Ibnu Abbas berkata:
“Rasulullah melarang dari setiap hewan buas yang bertaring dan berkuku tajam”
(HR Muslim no. 1934)
Imam Al-Baghawi berkata dalam Syarh Sunnah (11/234):
“Demikian juga setiap burung yang berkuku tajam seperti burung garuda, elang
dan sejenisnya”. Imam Nawawi berkata dalam Syarh Shahih Muslim 13/72-73: “Dalam
hadits ini terdapat dalil bagi madzab Syafi’i, Abu Hanifah, Ahmad, Daud dan
mayoritas ulama tentang haramnya memakan binatang buas yang bertaring dan
burung yang berkuku tajam.”
8. KHIMAR AHLIYYAH (KELEDAI JINAK)
Hal ini berdasarkan hadits:
“Dari Jabir berkata: “Rasulullah melarang pada perang khaibar
dari (makan) daging khimar dan memperbolehkan daging kuda”. (HR Bukhori no.
4219 dan Muslim no. 1941) dalam riwayat lain disebutkan begini : “Pada perang
Khaibar, mereka menyembelih kuda, bighal dan khimar. Lalu Rasulullah melarang
dari bighal dan khimar dan tidak melarang dari kuda. (Shahih. HR Abu Daud
(3789), Nasa’i (7/201), Ahmad (3/356), Ibnu Hibban (5272), Baihaqi (9/327),
Daraqutni (4/288-289) dan Al-Baghawi dalam Syarhu Sunnah no. 2811).
Dalam hadits di atas terdapat dua masalah :
Pertama : Haramnya keledai jinak. Ini merupakan pendapat
jumhur ulama dari kalangan sahabat, tabi’in dan ulama setelah mereka
berdasarkan hadits-hadits shahih dan jelas seperti di atas. Adapaun keledai
liar, maka hukumnya halal dengan kesepakatan ulama. (Lihat Sailul Jarrar (4/99)
oleh Imam Syaukani).
Kedua : Halalnya daging kuda. Ini merupakan pendapat Zaid
bin Ali, Syafi’i, Ahmad, Ishaq bin Rahawaih dan mayoritass ulama salaf
berdasarkan hadits-hadits shahih dan jelas di atas. Ibnu Abi Syaiban
meriwayatkan dengan sanadnya yang sesuai syarat Bukhari Muslim dari Atha’ bahwa
beliau berkata kepada Ibnu Juraij: ” Salafmu biasa memakannya (daging kuda)”.
Ibnu Juraij berkata: “Apakah sahabat Rasulullah ? Jawabnya : Ya. (Lihat Subulus
Salam (4/146-147) oleh Imam As-Shan’ani).
9. AL-JALLALAH
Hal ini berdasarkan hadits “Dari Ibnu Umar berkata:
Rasulullah melarang dari jalalah unta untuk dinaiki. (HR. Abu Daud no. 2558
dengan sanad shahih).
“Dalam riwayat lain disebutkan: Rasulullah melarang dari
memakan jallalah dan susunya.” (HR. Abu Daud : 3785, Tirmidzi: 1823 dan Ibnu
Majah: 3189).
“Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya berkata:
Rasulullah melarang dari keledai jinak dan jalalah, menaiki dan memakan
dagingnya”(HR Ahmad (2/219) dan dihasankan Al-Hafidz dalam Fathul Bari 9/648).
Maksud Al-Jalalah yaitu setiap hewan baik hewan berkaki
empat maupun berkaki dua-yang makanan pokoknya adalah kotoran-kotoran seperti
kotoran manuasia/hewan dan sejenisnya. (Fahul Bari 9/648). Ibnu Abi Syaiban
dalam Al-Mushannaf (5/147/24598) meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa beliau
mengurung ayam yang makan kotoran selama tiga hari. (Sanadnya shahih
sebagaimana dikatakan Al-Hafidz dalam Fathul Bari 9/648).
Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah (11/254) juga berkata:
“Kemudian menghukumi suatu hewan yang memakan kotoran sebagai jalalah perlu
diteliti. Apabila hewan tersebut memakan kotoran hanya bersifat kadang-kadang,
maka ini tidak termasuk kategori jalalah dan tidak haram dimakan seperti ayam
dan sejenisnya…”
Hukum jalalah haram dimakan sebagaimana pendapat mayoritas
Syafi’iyyah dan Hanabilah. Pendapat ini juga ditegaskan oleh Ibnu Daqiq Al-’Ied
dari para fuqaha’ serta dishahihkan oleh Abu Ishaq Al-Marwazi, Al-Qoffal,
Al-Juwaini, Al-Baghawi dan Al-Ghozali. (Lihat Fathul Bari (9/648) oleh Ibnu
Hajar).
Sebab diharamkannya jalalah adalah perubahan bau dan rasa
daging dan susunya. Apabila pengaruh kotoran pada daging hewan yang membuat
keharamannya itu hilang, maka tidak lagi haram hukumnya, bahkan hukumnya hahal
secara yakin dan tidak ada batas waktu tertentu. Al-Hafidz Ibnu Hajar
menjelaskan (9/648): “Ukuran waktu boelhnya memakan hewan jalalah yaitu apabila
bau kotoran pada hewan tersebut hilang dengan diganti oleh sesuatu yang suci
menurut pendapat yang benar.”. Pendapat ini dikuatkan oleh imam Syaukani dalam
Nailul Authar (7/464) dan Al-Albani dan At-Ta’liqat Ar-Radhiyyah (3/32).
10. AD-DHAB (HEWAN SEJENIS BIAWAK) BAGI YANG MERASA JIJIK
DARINYA
Berdasarkan hadits: “Dari Abdur Rahman bin Syibl berkata:
Rasulullah melarang dari makan dhab (hewan sejenis biawak). (Hasan. HR Abu Daud
(3796), Al-Fasawi dalam Al-Ma’rifah wa Tarikh (2/318), Baihaqi (9/326) dan
dihasankan Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (9/665) serta disetujui oleh
Al-Albani dalam As-Shahihah no. 2390).
Benar terdapat beberapa hadits yang banyak sekali dalam
Bukhari Muslim dan selainnya yang menjelaskan bolehnya makan dhob baik secara
tegas berupa sabda Nabi maupun taqrir (persetujuan Nabi). Diantaranya , Hadits
Abdullah bin Umar secara marfu’ (sampai pada nabi) “Dhab, saya tidak memakannya
dan saya juga tidak mengharamkannya.” (HR Bukhari no.5536 dan Muslim no. 1943)
11. HEWAN YANG DIPERINTAHKAN AGAMA SUPAYA DIBUNUH
“Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: Lima hewan fasik
yang hendaknya dibunuh, baik di tanah halal maupun haram yaitu ular, tikus,
anjing hitam. ” (HR. Muslim no. 1198 dan Bukhari no. 1829 dengan lafadz
“kalajengking: gantinya “ular” )
Imam ibnu Hazm mengatakan dalam Al-Muhalla (6/73-74):
“Setiap binatang yang diperintahkan oleh Rasulullah supaya dibunuh maka tidak
ada sembelihan baginya, karena Rasulullah melarang dari menyia-nyiakan harta
dan tidak halal membunuh binatang yang dimakan” (Lihat pula Al-Mughni (13/323)
oleh Ibnu Qudamah dan Al-Majmu’ Syarh Muhadzab (9/23) oleh Nawawi).
“Dari Ummu Syarik berkata bahwa Nabi memerintahkan supaya
membunuh tokek/cecak” (HR. Bukhari no. 3359 dan Muslim 2237). Imam Ibnu Abdil
Barr berkata dalam At-Tamhid (6/129)” “Tokek/cecak telah disepakati keharaman
memakannya”.
12. HEWAN YANG DILARANG UNTUK DIBUNUH
“Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah melarang membunuh 4
hewan : semut, tawon, burung hud-hud dan burung surad. ” (HR Ahmad (1/332,347),
Abu Daud (5267), Ibnu Majah (3224), Ibnu Hibban (7/463) dan dishahihkan Baihaqi
dan Ibnu Hajar dalam At-Talkhis 4/916). Imam Syafi’i dan para sahabatnya
mengatakan: “Setiap hewan yang dilarang dibunuh berarti tidak boleh dimakan,
karena seandainya boleh dimakan, tentu tidak akan dilarang membunuhnya.” (Lihat
Al-Majmu’ (9/23) oleh Nawawi).
Haramnya hewan-hewan di atas merupakan pendapat mayoritas
ahli ilmu sekalipun ada perselisihan di dalamnya kecuali semut, nampaknya
disepakati keharamannya. (Lihat Subul Salam 4/156, Nailul Authar 8/465-468,
Faaidhul Qadir 6/414 oleh Al-Munawi). “Dari Abdur Rahman bin Utsman Al-Qurasyi
bahwasanya seorang tabib pernah bertanya kepada Rasulullah tentang kodok/katak
dijadikan obat, lalu Rasulullah melarang membunuhnya. (HR Ahmad (3/453), Abu
Daud (5269), Nasa’i (4355), Al-Hakim (4/410-411), Baihaqi (9/258,318) dan
dishahihkan Ibnu Hajar dan Al-Albani).
Haramnya katak secara mutlak merupakan pendapat Imam Ahmad
dan beberapa ulama lainnya serta pendapat yang shahih dari madzab Syafe’i.
Al-Abdari menukil dari Abu Bakar As-Shidiq, Umar, Utsman dan Ibnu Abbas bahwa
seluruh bangkai laut hukumnya halal kecuali katak (lihat pula Al-Majmu’ (9/35)
, Al-Mughni (13/345), Adhwaul Bayan (1/59) oleh Syaikh As-Syanqithi, Aunul
Ma’bud (14/121) oleh Adzim Abadi dan Taudhihul Ahkam (6/26) oleh Al-Bassam)
13. BINATANG YANG HIDUP DI 2 (DUA) ALAM
Sejauh ini BELUM ADA DALIL dari Al Qur’an dan hadits yang
shahih yang menjelaskan tentang haramnya hewan yang hidup di dua alam (laut dan
darat). Dengan demikian binatang yang hidup di dua alam dasar hukumnya “asal
hukumnya adalah halal kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
Berikut contoh beberapa dalil hewan hidup di dua alam :
KEPITING – hukumnya HALAL sebagaimana pendapat Atha’ dan
Imam Ahmad.(Lihat Al-Mughni 13/344 oleh Ibnu Qudamah dan Al-Muhalla 6/84 oleh
Ibnu Hazm).
KURA-KURA dan PENYU – juga HALAL sebagaimana madzab Abu
Hurairah, Thawus, Muhammad bin Ali, Atha’, Hasan Al-Bashri dan fuqaha’ Madinah.
(Lihat Al-Mushannaf (5/146) Ibnu Abi Syaibah dan Al-Muhalla (6/84).
ANJING LAUT – juga HALAL sebagaimana pendapat imam Malik,
Syafe’i, Laits, Syai’bi dan Al-Auza’i (lihat Al-Mughni 13/346).
KATAK/KODOK – hukumnya HARAM secara mutlak menurut pendapt
yang rajih karena termasuk hewan yang dilarang dibunuh sebagaimana penjelasan
di atas.
Wasalamu'alaikum wr. wb
Wasalamu'alaikum wr. wb
Tawakal
Assalamu'alaikum wr. wb.
Tawakal artinya berpasrah diri kepada Allah setelah
melakukan upaya-upaya secara maksimal. Kita hidup di dunia jika menginginkan
sesuatu maka ia harus berusaha untuk menggapainya. Meski demikian, usaha kita
tidak sepenuhnya menentukan, karena banyak faktor lain yang ikut
bermain, misalnya faktor kebetulan, faktor yang dipercaya sebagai
keberuntungan, faktor doa dan sebagainya. Orang yang menyombongkan
keberhasilannya sebagai usaha sendiri termasuk orang yang buruk akhlaknya
terhadap Allah, dan bahkan bisa terperangkap ke dalam syirk khofiy. Seorang
yang bertawakkal kepada Allah adalah orang yang bekerja keras untuk
menggapai apa yang diinginkannya dengan mengikuti prosedur yang wajar
(menggunakan management usaha), tetapi ia tetap meyakini bahwa
keberhasilan usahanya ditentukan oleh Allah Yang Maha Pengatur. Ia yakin betul
bahwa upaya dan kekuatan itu tidak efektif tanpa izin Allah, la hauls wala
quwwata ills billah al’Aliy al ‘Aziem.
Pengertian tawakkal difahami dari hadis yang berbunyi
I’qilha wa tawakkal. Dikisahkan bahwa ada seseorang baru datang dari luar kota
menemui Rasulullah. Beliau menanyakan apakah ontanya diikat (di parkir secara
benar dan dikunci). Orang itu menjawab: Tidak ya Rasulullah, saya tawakkal saja
kepada Allah. Rasul lalu menegurnya; (jangan begitu), ikat dulu untamu secara
benar, baru engkau bertawakkal kepada Allah. Dari hadis itu dapat difahami
bahwa kepercayaan kepada Allah sebagai Yang Maha Kuasa , Maha Pengatur dan Maha
Penentu tidak mengurangi professionalitas dan rasionalitas usaha.
Tingkat kemampuan seseorang untuk bertawakkal kepada Allah
berhubungan juga dengan tingkat ketauhidannya. Imam Gazali menggambarkan
tingkat-tingkat tawakkal dengan perumpamaan sebagai berikut:
Jika engkau mau pergi ke padang pasir gersang, maka engkau
harus mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan di sana, makanan,
minuman,Tenda, kendaraan dan sebagainya. Jika sudah lengkap berangkatlah anda
dengan bertawakkal kepada Allah. Jika tidak lengkap jangan berani nekat, karena
di sana alamnya sangat kejam. Ini adalah tawakkal tingkat terendah.
Jika engkau akan pergi ke hutan tetapi tidak ada bekal
makanan, yang ada hanya alat berburu (senapan, pisau,korek dan termos air),
berangkat sajalah dengan tawakkal kepada Allah, Insya Allah anda bisa menemukan
bahan makanan disana. Ini adalah bentuk tawakkal orang yang telah memiliki
ketrampilan tertentu.
Jika anda tidak memiliki bekal apapun, tetapi anda harus
pergi juga ke suatu tempat, maka pergilah dengan tawakkal kepada Allah,
asal tempat yang anda tuju itu masih ada atau banyak orang. Tawakkal
tingkat ini masih rasional karena sifat sosial masyarakat akan dapat menjadi
tumpuan hidupnya.
Meski anda tidak mempunyai bekal apapun, dan
di tempat yang anda tuju tidak juga ada persediaan bekal, sedang anda
tidak bisa menghindar dari keharusan untuk pergi ke tempat itu, maka
pergilah dengan bertawakkal kepada Allah. Insya Allah Dia akan memberi apa yang
anda butuhkan. Tawakkal tingkat ini adalah tawakkalnya kaum khowash, orang yang
sebenar-benarnya bertauhid, karena ia telah mencapai tingkat ketaqwaan yang
meyakini betul bahwa Allah Maha Kuasa mengadakan yang tiada, mengembalikan yang
hilang, memberi rizki kepada seluruh hamba Nya dimanapun ia hidup,
dan maka Pengasih lagi Penyayang kepada makhlukNya.
Tawakkal merupakan wujud akhlak kita kepada Allah, yang oleh
karena itu perbuatan itu bernilai ibadah. Secara psikologis, orang yang
bertawakkal dapat terhindar dari perasaan kecewa berkepanjangan jika menghadapi
kegagalan, dan terhindar dari rasa sombong jika memperoleh keberhasilan, karena
ia menempatkan diri sebagai hamba yang berprasangka baik terhadap kehendak Allah.
Orang yang sudah bisa bertawakkal, jika ia sukses dalam suatu hal, disamping ia
mengucapkan syukur kepada Allah, ia juga bertanya-tanya dalam hatinya,
jangan-jangan kesuksesan ini merupakan cobaan dari Allah.
Sebaliknya jika setelah bekerja keras secara benar
untuk menggapai apa yang diinginkan tetapi mengalami kegagalan, maka ia
menyalahkan diri sendiri dan mengembalikan persoalannya kepada Allah Yang Maha
Pengatur serasa berprasangka bahwa kegagalan itu merupakan rahmat Allah, karena
boleh jadi di mata Allah ia belum layak menerima apa yang diinginkannya. Di
satu sisi, tawakkal adalah juga merupakan bentuk tawaddu’ atau rendah hati
seorang hamba kepada Sang Khaliq. Orang yang bertawakkal pada umumnya juga
ridla (puas) atas apapun yang diterimanya dari Allah, baik yang bersifat
peningkatan maupun yang bersifat penurunan, karena ia memahami makna pemberian
Allah.
Orang
Wa'alaikumsalam wr. wb.
14 Ciri Orang yang Masuk Surga
Assalamu’alaikum wr wb…..
kali ini ane bkal membahas tentang ciri-ciri orang yang akan
masuk Surga…Siapa sich yang gag mau masuk ke surga????
Semua umat islam pasti ingin masuk surga,,,semua itu kembali
kepada kita,,,bagaimana persiapan dan amal yang kita lakukan,,,
apakah anda yakin ,anda semua akan masuk ke
surga????????????
kita tidak tahu akan hal itu,,,,,jadi ane berharap setelah
membaca arikel ini ,,saudara/i semua dapat mengamalkan nya…..
ok,,langsung ajh ,,,,,ne dy ciri-cirinya!!!!!!!!!!!!!!!!!
1. Memberi Makan.
Makan dan minum merupakan kebutuhan manusia yang harus
dipenuhi oleh masing-masing orang, namun karena berbagai persoalan dalam
kehidupan manusia, maka banyak orang yang tidak bisa memenuhinya atau bisa
memenuhi tapi tidak sesuai dengan standar kesehatan, karena itu, bila kita
ingin mendapat jaminan masuk surga, salah satu yang harus kita lakukan dalam
hidup ini adalah memberi makan kepada orang yang membutuhkannya.
Rasulullah saw bersabda: “Sembahlah Allah Yang Maha Rahman,
berikanlah makan, tebarkanlah salam, niscaya kamu masuk surga dengan selamat ”
(HR. Tirmidzi)
2. Menyambung Silaturrahim.
Hubungan antar sesama manusia harus dijalin dengan
sebaik-baiknya, antara sesama saudara dalam iman, terutama yang berasal dari
rahim ibu yang sama yang kemudian disebut dengan saudara dalam nasab.
Bila ini selalu kita perkokoh, maka di dalam hadits di atas,
kita mendapatkan jaminan surga dari Rasulullah saw, sedangkan bila kita
memutuskannya, maka kitapun terancam tidak masuk surga.
Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang
suka memutuskan, Sufyan berkata dalam riwayatnya: yakni memutuskan tali
persaudaraan ” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Ketika Rasulullah saw bertanya kepada pada sahabat tentang maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang akan menjadi penghuni surga? diantaranya beliau menjawab: Seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya di penjuru kota dengan ikhlas karena Allah ” (HR. Ibnu Asakir, Abu Na’im dan Nasa’i).
3. Shalat Malam
Tempat terpuji di sisi Allah swt adalah surga yang penuh
dengan kenikmatan yang tiada terkira, karenanya salah satu cara yang bisa kita
lakukan untuk bisa diberi tempat yang terpuji itu adalah dengan melaksanakan
shalat tahajjud saat banyak manusia yang tertidur lelap, Allah swt berfirman:
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang
Terpuji ” (QS Al Isra [17]:79).
Manakala seseorang sudah rajin melaksanakan shalat tahajjud,
ia merasa menjadi seorang yang begitu dekat dengan Allah swt dan bukti
kedekatannya itu adalah dengan tidak melakukan penyimpangan dari ketentuan
Allah swt meskipun peluang untuk menyimpang sangat besar dan bisa jadi ia
mendapatkan keuntungan duniawi yang banyak.
4. Memudahkan Orang Lain.
Dalam hidupnya, ada saat manusia mengalami kesenangan hidup
dengan segala kemudahannya, namun pada saat lain bisa jadi ia mengalami
kesulitan dan kesengsaraan.
Karena itu, sesama manusia idealnya bisa saling memudahkan,
termasuk dalam jual beli. Manakala kita sudah bisa memudahkan orang lain, maka
salah satu faktor yang membuat manusia mendapat jaminan surga telah diraihnya.
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa memudahkan orang yang kesulitan, Allah
memudahkannya di dunia dan akhirat ” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
5. Berjihad.
Islam merupakan agama yang harus disebarkan dan ditegakkan
dalam kehidupan di dunia ini, bahkan ketika dengan sebab disebarkan dan
ditegakkan itu ada pihak-pihak yang tidak menyukainya, lalu mereka memerangi
kaum muslimin, maka setiap umat Islam harus memiliki semangat dan tanggungjawab
untuk berjihad dengan pengorbanan harta dan jiwa sekalipun.
6. Tidak Sombong.
Takabbur atau sombong adalah menganggap dirinya lebih dengan
meremehkan orang lain, karenanya orang yang takabbur itu seringkali menolak
kebenaran, apalagi bila kebenaran itu datang dari orang yang kedudukannya lebih
rendah dari dirinya.
Oleh karena itu, bila kita mati dalam keadaan terbebas dari
kesombongan amat mendapatkan jaminan masuk surga, Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang mati dan ia terbebas dari tiga hal, yakni sombong, fanatisme
dan utang, maka ia akan masuk surga ” (HR. Tirmidzi).
7. Tidak Memiliki Fanatisme Yang Berlebihan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia termasuk kaum muslimin
hidup dengan latar belakang yang berbeda-beda, termasuk latar belakang
kelompok, baik karena kesukuan, kebangsaan maupun golongan-golongan
ber-dasarkan organisasi maupun paham keagamaan dan partai politik, hal ini
disebut dengan ashabiyah.
8. Terbebas Dari Utang.
Dalam hidup ini, manusia seringkali melakukan hubungan
muamalah dengan sesamanya, salah satunya adalah transaksi jual beli. Namun
dalam proses jual beli tidak selalu hal itu dilakukan secara tunai atau
seseorang tidak punya uang padahal ia sangat membutuhkannya, maka iapun
meminjam uang untuk bisa memenuhi kebutuhannya, inilah yang kemudian disebut
dengan utang.
Rasulullah saw bersabda: “Berhati-hatilah dalam berutang,
sesungguhnya berutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri
(kehinaan) pada siang hari ” (HR. Baihaki)
9. Peka Terhadap Peringatan.
Peka terhadap peringatan membuat seseorang mudah menerima
segala peringatan dan nasihat dari siapapun agar waspada terhadap segala bahaya
dalam kehidupan di dunia dan akhirat, sikap ini merupakan sesuatu yang amat
penting karena setiap manusia amat membutuhkan peringatan dari orang lain,
karenanya orang seperti itu akan mudah menempuh jalan hidup yang benar sehingga
mendapat jaminan akan masuk ke dalam surga.
10. Menahan Amarah
Al ghadhab atau marah merupakan salah satu sifat yang sangat
berbahaya sehingga ia telah menghancurkan manusia, baik secara pribadi maupun
kelompok. Ada beberapa bahaya dari sifat marah yang harus diwaspadai.
Pertama, merusak iman, karena semestinya bila seseorang
sudah beriman dia akan memiliki akhlak yang mulia yang salah satunya adalah
mampu mengendalikan dirinya sehingga tidak mudah marah kepada orang lain.
Rasulullah saw bersabda: “Marah itu dapat merusak iman
seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu ” (HR. Baihaki).
Kedua, mudah mendapatkan murka dari Allah swt terutama pada
hari kiamat, karena itu pada saat kita hendak marah kepada orang lain mestinya
kita segera mengingat Allah sehingga tidak melampiaskan kemarahan dengan
hal-hal yang tidak benar.
Allah swt berfirman sebagaimana yang disebutkan dalam hadits
Qudsi:
“Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku ketika kamu marah. Maka
Aku akan mengingatmu jika Aku sedang marah (pada hari akhir) “.
Ketiga, mudah marah juga akan mudah menyulut kemarahan orang
lain sehingga hubungan kita kepada orang lain bisa menjadi renggang bahkan
terputus sama sekali. Oleh karena itu, seseorang baru disebut sebagai orang
yang kuat ketika ia mampu mengendalikan dirinya pada saat marah sehingga
kemarahan itu dalam rangka kebenaran bukan dalam rangka kebathilan.
Rasulullah saw bersabda: “Orang kuat bukanlah yang dapat
mengalahkan musuh, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat mengontrol
dirinya ketika marah ” (HR. Bukhari dan Muslim).
11. Ikhlas Menerima Kematian Anak dan OrangYangDicintai.
Setiap orang yang berumah tangga pasti mendambakan punya
anak, karena anak itu menjadi harapan masa depan dan kesinambungan keluarga.
Karenanya bahagia sekali seseorang bila dikaruniai anak, baik laki maupun
perempuan.
Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah mati tiga anak seseorang,
lalu dia merelakannya (karena Allah) kecuali dia rnasuk surga”. Seorang wanita
bertanya: “atau dua orang anak juga, wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “atau
dua anak” (HR. Muslim).
12. Bersaksi Atas Kebenaran Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang tidak perlu diragukan
lagi kebenarannya oleh setiap muslim, namun kenyataan menunjukkan tidak semua
muslim mau bersaksi dalam arti menjadi pembela kebenaran Al-Qur’an dari orang
yang menentang dan meragukannya, bahkan tidak sedikit muslim yang akhimya larut
dengan upaya kalangan non muslim yang berusaha meragukan kebenaran mutlak
Al-Qur’an.
13. Berbagi Kepada Orang Lain.
Banyak kebaikan yang harus kita lakukan dalam hidup ini
sehingga kebaikan-kebaikan yang kita laksanakan itu membuat kita menjadi
manusia yang dirasakan manfaat keberadaan kita bagi orang lain sehingga apapun
yang kita miliki memberi manfaat yang besar bagi orang lain apalagi bila hal
itu memang amat dibutuhkan oleh manusia.
14. Hakim Yang Benar.
Dalam hidup ini banyak sekali perkara antar manusia yang
harus diselesaikan secara hukum sehingga diperlukan pengadilan yang mampu
memutuskan perkara secara adil, untuk itu diperlukan hakim yang adil dan
bijaksana sehingga ia bisa memutuskan perkara dengan sebaik-baiknya. Bila ada
hakim yang baik, maka ia akan mendapat jaminan bisa masuk ke dalam surga.
Rasulullah saw bersabda: Hakim-hakim itu ada tiga golongan,
dua golongan di neraka dan satu golongan di surga: Orang yang mengetahui yang benar
lalu memutus dengannya, maka dia di surga. Orang yang memberikan keputusan
kepada orang-orang di atas kebodohan, maka dia itu di neraka dan orang yang
mengetahui yang benar lalu dia menyeleweng dalam memberikan keputusan, maka dia
di neraka (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’l, Ibnu Majah dan Hakim..
Wasalamu'alaikum wr. wb.
Wasalamu'alaikum wr. wb.
10 Ciri Orang yang Dicintai Allah
Assalamu'alaikum wr. wb.
Berikut ciri Orang-orang yang dicintai Allah, antara lain:
- Orang yang berbuat baik
Dan berikut penjelasan dari hadis Nabi Muhammad SAWdan Firman Allah SWT tentang orang-orang yang dicintai allah :
1. Orang yang Berbuat Baik
“Berinfaklah di jalan Allah dan janganlah kalian campakkan tanganmu ke dalam kehancuran, berbuatlah baik, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik .” (QS Al-Baqarah 195)
“Orang-orang yang menginfakkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit dan orang-orang yang mampu menahan amarah serta pemaaf terhadap kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (QS Ali-Imran 134).
“… Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS Al-Baqarah 112).
“Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah 158).
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS An-Nisa 36)
2. Orang yang Bertaubat dan Menyucikan Diri
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang selalu bertaubat dan mencintai orang-orang yang selalu menyucikan diri.” (QS Al-Baqarah 222).
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan sebenar-benar taubat.” (QS At-Tahrim 8 ).
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobatlah kepadaNya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada batas yang telah ditentukan…” (QS Hud 3).
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (QS Ali Imran 123).
3. Orang-orang yang Mengikuti Jejak Rasulullah
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imron 31).
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab 21)
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutus Rasul untuk menjadi penjaga mereka.” (QS An-Nisa 80).
4. Orang yang Bertakwa
“… Maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa.” (QS Ali-Imron 76).
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqon (pedoman) dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS Al-Anfal 29).
“… Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq 2-3).
“… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS Ath-Thalaq 4).
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujuraat [49]:13).
5. Orang yang Sabar
“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS Ali Imron 146).
“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah 153).
“Wahai orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran kamu dan tetaplah bersiap siaga serta bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mencapai kemenangan.” (QS Ali Imron 200).
“… dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan.” (QS Luqman 17).
6. Orang yang Bertawakkal
“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkal-lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal.” (QS Ali Imron 159).
“… Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi segala kebutuhannya….” (QS Ath-Thalaq 3).
“Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Al-Maidah: 23)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman (sempurna) itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka karenanya, serta hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Al-Anfal: 2)
“Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku kembali .” (QS Hud 88)
7. Orang yang Berlaku Adil
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil” (QS Al-Maidah 42)
“Sesungguhnya Allah menyuruhmu berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS Am-Nahl 90).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil itu di sisi Allah kelak berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Yaitu mereka yang bertindak adil dalam memutuskan hukum dan bertindak adil terhadap bawahan mereka.” (HR Muslim)
8. Orang yang Berperang di Jalan Allah
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang untuk membela agama-Nya, dalam barisan yang teratur rapi, seolah-olah mereka sebuah bangunan yang tersusun kukuh” (QS As-Shoff 42)
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS Al-Baqarah 216)
“Dan berjuanglah kamu pada jalan Allah dengan perjuangan yang sebenar-benarnya…” (QS Al-Hajj 78)
9. Orang yang Mencintai Allah
“Dan diantara manusia itu ada yang mempertuhankan sesuatu yang lain daripada Allah sebagai tuhan-tandingan; mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Orang yang beriman hanya mencintai Allah semata. …” (QS Al Baqarah 165)
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imron 31).
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; itu lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (daripada) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.”.” (QS At-Taubah: 24)
“Barangsiapa mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya. Dan barangsiapa tidak mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun tidak mencintai pertemuan dengannya” (HR Bukhari).
“Ada tiga perkara, barangsiapa terdapat dalam dirinya ketiga perkara itu, dia pasti merasakan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada yang lain; mencintai seseorang tiada lain hanya karena Allah; dan tidak mau kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah darinya sebagaimana dia tidak mau kalau dicampakkan ke dalam api.” (HR Al-Bukhari/Muslim)
10. Orang yang Mencintai Sesamanya
“Ia kasihkan mereka dan mereka juga kasihkan Dia; mereka pula bersifat lemah-lembut terhadap orang-orang beriman.” (QS Al-Maidah 54)
“Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia).” (H.R. Ath-Thabrani).
“Sesungguhnya Allah SWT Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah.” (H.R. Na’im melalui Ibnu Abbas r.a.).
“Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya.” (H.R. Turmudzi).
Itulah beberapa ciri-ciri orang yang dicintai Allah, semoga kita menjadi salah satunya, atau berusaha menjadi orang muslim yang di cintai Allah. Amiin..
Seperti Apakah Ciri-Ciri Orang yang Dicintai Allah: Siapa
yang tidak ingin dicintai Allah SWT dan di akherat nanti masuk surga. Semua
orang muslim di dunia ini pasti menginginkan menjadi salah satu orang yang
dicintai Allah. Karna itu kita harus tau siapa dan apa ciri-ciri orang yang
dicintai Allah.??
Berikut ciri Orang-orang yang dicintai Allah, antara lain:
- Orang yang berbuat baik
- Orang yang bertobat dan menyucikan diri
- Orang yang mengikuti jejak Rasulullah
- Orang yang bertakwa
- Orang yang sabar
- Orang yang bertawakkal
- Orang yang berlaku adil
- Orang yang berperang di jalan Allah
- Orang yang mencintai Allah
-Orang yang mencintai sesamanya
Dan berikut penjelasan dari hadis Nabi Muhammad SAWdan Firman Allah SWT tentang orang-orang yang dicintai allah :
1. Orang yang Berbuat Baik
“Berinfaklah di jalan Allah dan janganlah kalian campakkan tanganmu ke dalam kehancuran, berbuatlah baik, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik .” (QS Al-Baqarah 195)
“Orang-orang yang menginfakkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit dan orang-orang yang mampu menahan amarah serta pemaaf terhadap kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (QS Ali-Imran 134).
“… Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS Al-Baqarah 112).
“Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah 158).
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS An-Nisa 36)
2. Orang yang Bertaubat dan Menyucikan Diri
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang selalu bertaubat dan mencintai orang-orang yang selalu menyucikan diri.” (QS Al-Baqarah 222).
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan sebenar-benar taubat.” (QS At-Tahrim 8 ).
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobatlah kepadaNya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada batas yang telah ditentukan…” (QS Hud 3).
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (QS Ali Imran 123).
Rasulullah bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku memohon
ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam satu hari lebih dari tujuh
puluh kali.” (HR Al-Bukhari).
3. Orang-orang yang Mengikuti Jejak Rasulullah
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imron 31).
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab 21)
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutus Rasul untuk menjadi penjaga mereka.” (QS An-Nisa 80).
4. Orang yang Bertakwa
“… Maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa.” (QS Ali-Imron 76).
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqon (pedoman) dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS Al-Anfal 29).
“… Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq 2-3).
“… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS Ath-Thalaq 4).
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujuraat [49]:13).
5. Orang yang Sabar
“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS Ali Imron 146).
“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah 153).
“Wahai orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran kamu dan tetaplah bersiap siaga serta bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mencapai kemenangan.” (QS Ali Imron 200).
“… dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan.” (QS Luqman 17).
6. Orang yang Bertawakkal
“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkal-lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal.” (QS Ali Imron 159).
“… Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi segala kebutuhannya….” (QS Ath-Thalaq 3).
“Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Al-Maidah: 23)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman (sempurna) itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka karenanya, serta hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Al-Anfal: 2)
“Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku kembali .” (QS Hud 88)
7. Orang yang Berlaku Adil
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil” (QS Al-Maidah 42)
“Sesungguhnya Allah menyuruhmu berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS Am-Nahl 90).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil itu di sisi Allah kelak berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Yaitu mereka yang bertindak adil dalam memutuskan hukum dan bertindak adil terhadap bawahan mereka.” (HR Muslim)
8. Orang yang Berperang di Jalan Allah
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang untuk membela agama-Nya, dalam barisan yang teratur rapi, seolah-olah mereka sebuah bangunan yang tersusun kukuh” (QS As-Shoff 42)
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS Al-Baqarah 216)
“Dan berjuanglah kamu pada jalan Allah dengan perjuangan yang sebenar-benarnya…” (QS Al-Hajj 78)
9. Orang yang Mencintai Allah
“Dan diantara manusia itu ada yang mempertuhankan sesuatu yang lain daripada Allah sebagai tuhan-tandingan; mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Orang yang beriman hanya mencintai Allah semata. …” (QS Al Baqarah 165)
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imron 31).
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; itu lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (daripada) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.”.” (QS At-Taubah: 24)
“Barangsiapa mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya. Dan barangsiapa tidak mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun tidak mencintai pertemuan dengannya” (HR Bukhari).
“Ada tiga perkara, barangsiapa terdapat dalam dirinya ketiga perkara itu, dia pasti merasakan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada yang lain; mencintai seseorang tiada lain hanya karena Allah; dan tidak mau kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah darinya sebagaimana dia tidak mau kalau dicampakkan ke dalam api.” (HR Al-Bukhari/Muslim)
10. Orang yang Mencintai Sesamanya
“Ia kasihkan mereka dan mereka juga kasihkan Dia; mereka pula bersifat lemah-lembut terhadap orang-orang beriman.” (QS Al-Maidah 54)
“Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia).” (H.R. Ath-Thabrani).
“Sesungguhnya Allah SWT Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah.” (H.R. Na’im melalui Ibnu Abbas r.a.).
“Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya.” (H.R. Turmudzi).
Itulah beberapa ciri-ciri orang yang dicintai Allah, semoga kita menjadi salah satunya, atau berusaha menjadi orang muslim yang di cintai Allah. Amiin..
Wasalamu'alaikum wr. wb.
10 Bahaya Miras
Assalamu'alaikum wr. wb.
Ijinkanlah pada kesempatan ini saya menyampaikan materi
tentang larangan meminum minuman keras. Seba kita sadari bersama, masih banyak
orang yang menganggap remeh tentang dosa minum minuman keras. Sehingga
seringkali kita jumpai, seseorang tekun menjalankan shalat, namun jika bertemu
dengan temannya dalam suatu acara lalu ia mau ketika ditawari segelas minuman
keras. Dia menganggap minuman keras sedikit saja boleh atau dimaafkan. Padahal
sesungguhnya, sedikit atau banyak, namanya minuman keras tetap saja diharamkan.
Rasulullah SAW, berkata, “Setiap minuman yang memabukkan itu haram, banyak atau
sedikit tetap haram”.
Hendaknya kita berhati – hati terhadap minuman keras ini,
jauhilah dan jangan didekati. Sebab minuman keras yang memabukkan itu merupakan
pangkal kekejian dan sebagai sumber dosa. Iman dan khamer tidaklah dapat
dipertemukan dalam tubuh manusia. Pasti salah satunya akan keluar dan
dikalahkan. Jika kita meminum khamer atau minuman keras, pasti iman kita akan
lepas. Jika iman kita kuat maka kita tidak akan sudi meminumnya.
Diterangkan dalam hadis bahwa bau harum surga itu sudah
dapat dirasakan sejauh 500 tahun perjalanan. Namun ada empat golongan manusia
yang tidak dapat merasakan bau itu. Mereka itu di antaranya ialah golongan yang
kikir, golongan orang yang memberi sedekah tetapi diungkit – ungkit, golongan
orang yang meminum minuman keras, dan golongan orang yang durhaka kepada orang
tuanya.
Dalam hadis yang berasal dari Aisyah ra. Bahwa Rasulullah
SAW pernah bersabda, “Barangsiapa yang memberi makan peminum minuman keras,
sekalipun hanya sesuap, maka ular dan ketonggeng akan menggigitnya kelah di
hari kiamat, sebagai balasan dari Allah. Barang siapa membantu hajatnya,
berarti ikut merusak agama Islam. Barang siapa memberi hutang kepada peminum
minuman keras, maka berarti ikut membunuh orang beriman. Barang siapa yang
duduk – duduk di tengah kumpulan pesta minuman keras, maka kelak di hari kiamat
akan dibutakan dan dibisukan oleh Allah. Barang siapa meminum minuman keras,
maka janganlah kau kawinkan. Ketika ia sait janganlah dijenguk, jika menjadi
saksi tidaklah sah. Demi Allah ia dikutuk dalam Taurat, Injil, Zabur dan Al
Quran, dan ia kafir terhadap segenap kitab tersebut. Aku, Muhammad tidak
bertanggung jawab terhadap orang yang meminum minuman keras.”
Demikianlah peringatan Nabi SAW. Yang sangat keras. Ternyata
dosa tidak hanya menimpa bagi peminum minuman keras saja. Namun juga terhadap
orang yang ikut nimbrung dalam pesta minuman keras, membantu memberi uang atau
menghurangi untuk membeli minuman keras, memberi makan, dan sebagainya.
Ada sepuluh kerugian yang menimpa orang peminum minuman
keras diantaranya ialah :
-Pertama, menduduki derajat orang gila, menjadi bahan
tertawaan orang maupun anak kecil dan tidak bermoral. Diceritakan dalam sebuah
riwayat bahwa di kota Bagdad pernah ada seorang pemabuk yang tidak sadarkan
diri. Ia kencing di tengah jalan kemudian airnya dibuat berwudlu. Lalu ia
membaca doa berwudlu. Ada pula orang pemabuk yang muntah dan tak sadarkan diri.
Lalu ada anjing datang dan menjilati rambut jenggornya. Pemabuk itu berbicara,
“Tuang Agung … Tuang Agung … jangan kotori sapu tangan”
-Kedua, pemabuk akan mendapatkan kerugian materi. Karena
menuruti kesukaannya bermabuk – mabukan maka ia tak akan memperhitungkan berapa
uang yang dikeluarkan untuk membeli minuman berakohol. Dan karena suka mabuk –
mabukkan, ia lupa bekerja. Pasti ia menjadi miskin dan akalnya menjadi tidak
sempurna.
-Ketiga, dapat menimbulkan permusuhan antar teman pemabuk,
percekcokan keluarga dan orang lain. Banyak kejadian yang kita lihat di
televisi, dimana seseorang tega menikam temannya sendiri sampai tewas gara –
gara mabuk dan merasa tersinggung hanya karena diolok – olok. Tidak sedikit
rumah tanggan yang retak karena suaminya suka mabuk – mabukkan.
-Keempat, seseorang yang suka mabuk – mabukkan akan menjadi
lupa dalam mengingat Allah. Lupa menjalankan kewajiban shalatnya. Sebab imannya
sudah melayang dikalahkan oleh alcohol. Dalam surat Al Maidah ayat 91 Allah
berfirman,” Bahwasanya setan bertujuan membakar permusuhan di antara la,I
dengan arak dan judi, melupakan dzikrullah dan kewajiban shalat. Maka
berhentilah kamu dari perbuatan itu semua.”
-Kelima, orang yang suka bermabuk – mabukan akan terjebak
pada perbuatan zina. Minuman keras dan perzinaan tampaknya tidak dapat
dipisahkan. Kedua maksiat itu saling terkait. Seseorang yang suka mabuk –
mabukkan maka akan suka pula dengan berzina. Lihatlah di tempat – tempat
pelacuran, maka tiada lengkap jika tidak disediakan minuman keras.
-Keenam, orang yang suka bermabuk – mabukkan dianggap
menjadi perintis kejahatan, karena dalam keadaan mabuk, maka ia akan merasa
ringan melakukan berbagai kemaksiatan.
-Ketujuh, mengganggu malaikat Hafadlah karena memaksanya ke
tempat fasik dan berbau busuk.
-Kedelapan, bagi peminum arak akan mendapat hukuman dera
sebanyak 80 kali pukulan dalam negara muslim. Namun di negara kita tidaklah
demikian sehingga hukumannya kelak akan diterima di akhirat. Tentu saja lebih
berat dan pedih dibandingkan dengan delapan puluh kali dera.
-Kesembilan, orang yang sekali saja meminum minuman keras,
mabuk atau tidak ,sedikit banyak,maka doanya dan amal kebaikannya akan ditolak
selama empat puluh hari lamanya.
-Kesepuluh, orang yang suka mabuk – mabukkan akan menerima
musibah, baik langsung di dunia maupun kelak di akhirat. Di hari Kiamat nanti
ia dimasukkan neraka dan dipaksa untuk meminum air nanah yang sangat panas.
Wasalamu'alaikum wr. wb.
Langganan:
Postingan (Atom)